Menggunakan Epson L100 di Ubuntu

Pada kesempatan kali ini saya mencoba untuk berbagi pengalaman saya bersama si Epson L100, yang konon katanya adalah printer branded pertama di dunia yang menggunakan sistem ink tank ( baca: infus ), mungkin si Epson ini terinspirasi dari para user di Indonesia yang senangnya memodifikasi printernya dengan tinta infus ( baca: melibas penjualan tinta mereka (Epson,Red.) ). Bagi yang belum tau tinta infus, itu lho printer yang dimodifikasi dengan botol-botol tinta tambahan, biasanya diletakan di samping printer, lalu dihubungkan dengan selang-selang kecil ke dalam cartridge. Kurang lebih penampakannnya seperti gambar di bawah.



 
Keunggulan dari tinta infus ini menurut saya hanya satu, yaitu jauh lebih hemat, jika dibandingkan dengan penggunaan tinta manufaktur / asli. Sementara kelemahannya banyak, yang pertama ribet, terus makan tempat, risiko tinta bleber, risiko rusak print head, kemungkinan tinta kering / menyumbat lebih besar, dan lain-lain ( barangkali ada yang mau menambahkan ) :D

Nah kembali ke topik utama kita, mengapa saya tertarik dengan Epson L100?, awalnya saya sedang mencari printer yang biaya operasionalnya rendah namun masih mengutamakan kualitas, setelah bertemu beberapa kandidat, akhirnya pilihan jatuh pada si L100 karena memang paling irit menurut saya ( ini alasan satu-satunya ), sebelum membeli biasanya saya cari dulu review produk dari mereka yang sudah menggunakannya, banyak komentar negatif tentang printer ini, namun tidak sedikit juga yang merekomendasikannya, tentunya untuk benar-benar mengetahui permasalahan yang dimiliki harus mencobanya sendiri, betul?, akhirnya saya putuskan untuk membelinya.

Gambar Printer Epson L100

Setelah dikeluarkan dari boxnya dan segala kelengkapannya dipasang, dengan senang hati dan tidak sabar ingin menguji printer ini, saya nyalakan komputer dan langsung colok ke USB, sistem mengenalinya sebagai printer Epson L100, namun tidak bisa menemukan driver yang sesuai, saya cari di CD bawaaannya... ah ternyata disana hanya ada folder WINX86 dan WINX64, sedikit kecewa namun sudah biasa ( sebagai pengguna linux ), kemudian saya mencari di situs Avasys, ini adalah situs yang menyediakan driver Epson untuk Linux, namun ternyata Epson L100 memang tidak ada dalam daftar (saat itu), memang sesuai dengan slogannya, L100 untuk Indonesia, jadi ga ada deh di situs jepang hahaha.....


Berkat google yang selalu informatif, ternyata L100 ini bisa dipakai dengan menggunakan driver Stylus N10, mungkin L100 hasil modifikasi dari printer tersebut. Drivernya bisa di download dari situs Avasys, atau klik disini. Filenya sudah merupakan .deb tinggal dijalankan saja, stelah instalasi saya coba kembali instalasi printer dengan driver tersebut. Printer terdeteksi dengan baik, hanya saja saya bingung, ini lampu oranye di printer kok nyala terus ya?, printernya ga respon meski sudah dikasih perintah test page. Arrrrggghh... dalam hati, mungkin printer ini memang ga bisa dipakai di linux.

Setelah membaca kembali manual, dan melihat ada proses penginputan ID dari tinta disana, saya berpikir, ah mungkin proses ini memang tidak bisa dilewatkan, benar saja, akhirnya saya gunakan Windows XP via virtualbox untuk melakukan instalasi sesuai petunjuk buku manual, sampai tinta diisi dan test page keluar dari hasil Windows. Setelah proses itu terlewati, barulah si lampu oranye itu mati, nah saatnya coba di linux!. Kemudian saya coba tes print melalui Ubuntu, dan keluarlah si ubuntu test page yang kayak begini

Senangnya dalam hati ( halah ), kesimpulannya Epson L100 tidak bisa digunakan tanpa bantuan Windows, setidaknya sampai saat artikel ini saya tulis. Semoga saja pihak Epson lebih memperhatikan konsumen mereka yang tidak semuanya mengguanakan Windows.

Baik, printer bisa digunakan di Ubuntu. Lalu apa kendalanya? yang pertama saya alami, printer ini kok lambat sekali ya mencetaknya? ternyata bukan karena di Linux, tapi memang L100 ini lambat bo! bandingkan saja dengan printer epson lain, apa lagi sama HP deskjet, jauh lah speed-nya. Akan jadi masalah kalau ingin mencetak banyak dalam waktu cepat. Yang kedua, saat mencetak, ukuran hasil cetak dengan yang diukur di komputer tidak sama, masalah ini bisa diatasi dengan mencentang ignore printer margin sebelum mencetak. Masalah cetak mencetak ini akan saya bahas di posting berikutnya, setidaknya sekarang L100 bisa digunakan untuk mencetak di Ubuntu.

Salam! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

My Lucid Screenshot